Di dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (3) yang berbunyi: “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang- undang”.
Untuk mewujudkan dan melaksanakan amanat UUD 1945 SMAN 25 yang merupakan institusi formal negeri di bawah dinas pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan Kementrian Pendidikan Nasional. Mengupayakan dan mengembangkan layanan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkualitas. Serta dapat memfasilitasi lahirnya warga sekolah yang memiliki kecerdasan spiritual, intelektual, emosi, bahasa, estetika, dan sosial agar eksistensinya diperhitungkan dalam tingkat global.
Proses layanan pendidikan yaitu melalui program pembiasaan gerakan literasi sekolah di SMAN 25 telah dimulai dari serangkain kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru yang hebat. Proses pembelajaran dalam pembiasaan berliterasi dikalangan civitas akademik SMAN 25 terekam dari produk hasil literasi peserta didik berupa pembuatan poster,infografis, karya ilmiah, hasil laporan praktikum dan lainnya.
Produk hasil karya literasi proses pembelajaran di dalam kelas belumlah cukup jika pemanfaatan sarana pembelajaran seperti perpustakaan masih minim dalam peminjaman buku perpustakaan. Perlu kerja keras dan koloborasi antar guru mata pelajaran dalam pemanfaatn sarana perpustakaan sekolah. Serta yang tak kalah pentingnya adalah tersedianya beranekaragam koleksi perpustakaan mulai dari buku fiksi, non fiksi, Koran, majalah baik dalam bentuk digital maupun dalam bentuk cetak.
Apa yang sudah dilakukan oleh guru-guru hebat di SMAN 25 Jakarta dalam kegiatan belajar mengajarnya dalam membuat produk literasi digital merupakan bagian dari proses pembelajaran pada abad ke 21. Hal ini dilakukan agar peserta didik memiliki keterampilan belajar, berinovasi, keterampilan menggunakan, memanfaatkan media informasi dan teknologi, dapat bekerja dan berkolaborasi dengan menggunakan kecakapan hidup (life skill). Kecakapan hidup itulah dikenal dengan konsep 4 C yang meliputi kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving skill), kecakapan berkomunikasi (communication skills), kecakapan kreativitas dan inovasi (creativity and innovation), dan kecakapan kolaborasi (collaboration).
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal berbunyi Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Kegiatan Literasi di SMAN 25 Jakarta merupakan bagian dari proses penguatan pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah. Upaya dalam rangka membangun gerakan literasi sekolah dan membudayakan membaca melalui pembenahan sarana pembelajaran terutama perpustakaan dengan membangun system digitalisasi perpustakaan. Kemudian menghadirkan pojok baca yang dapat dimanfaatkan sebagai taman baca dan tempat belajar.
SMAN 25 Jakarta Sebagai institusi Negara yang memberikan layanan dalam bidang pendidikan dan karakter. berupaya untuk bertransformasi dalam menggerakkan warga sekolah menciptakan budaya membaca. Oleh karena SMAN 25 membangun budaya literasi dengan nilai utama tertuang dalam permendikbud no 22 tahun 2018 yang saling berkaitan yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas yang terintegrasi dalam kurikulum.
Dalam muatan kurikulum merdeka tertuang Profil Pelajar Pancasila hal ini sesuai dengan Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024: Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif
Salah satu terwujudnya profil pelajar Pancasila dimana peserta didik dan warga sekolah dapat memanfaatkan sarana pembelajaran dengan baik. Ketika sarana pembelajaran sudah diamnfaatkan dengan baik dan tersedianya buku penunjang pembelajaran dalam bentuk cetak dan digital maka akan timbul kreatif, inovatif dan bernalar kritis dari peserta didik. Terbangunnya website perpustakaan SMAN 25 yang dapat diakses secara online adalah upaya untuk mewujudkan budaya literasi.
Tulisan ini merupakan upaya proses pembiasaan dan pembelajaran dalam berliterasi yang dimuat dalam website perpustakaan SMAN 25 Jakarta. Yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh Warga sekolah untuk menuliskan ragam karya tulisan baik dalam bentuk Cerita Pendek, Puisi, artikel dan lain sebagainya. Serta upaya menggerakkan literasi untuk masyarakat Indonesia dalam bentuk digitalisasi produk perpustakaan. (Indar Cahyanto)