Perpustakaan Abdoel Moethalib Sangadji

NPP : 3171011E2000004, SMA Negeri 25 Jakarta : Dengan Membaca Kita Bisa

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Literasi
  • e-Book
  • Struktur
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}

RESENSI BUKU : Le Journal De Delphine


 

LE JOURNAL DE DELPHINE

IDENTITAS BUKU

 

  • Judul buku : Le Journal De Delphine

 

  • Penulis : Odette Joyeux

 

  • Kota terbit : Jakarta

 

  • Tahun terbit : 1978

 

  • Kategori : Novel

 

  • Tebal buku : 111 Halaman

 

  • Penerbit : PT GRAMEDIA

 

  • Buku berisi tentang :

 

Delphine yang berumur dua belas tahun dan sudah tiga tahun menjadi murid sekolah tari balet opera. Odette Joyeux ( Penulis Novel ) yang dalam karirnya sebagai artis pernah menjadi murid sekolah tari balet ini, menulis kisah mengharukan seorang penari cilik yang

sangat berbakat tetapi nakal. Karna tidak patuh dan membuka pintu terlarang, Delphine harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. “L’age heureux,” yang merupakan sebuah feuilleton yang ditelevisikan berdasarkan tema ini, mendapat sukses besar diantara para penggemar di Prancis.

 

                                       

Delphine, ia sangat mengagumi tari balet klasik, seni tari balet yang terindah dan tersukar. Cita - citanya adalah menjadi seorang penari balet. Ibunya sangat menyetujui dengan hasratnya menjadi seorang penari balet. Delphine sangat bangga bahwa ia dapat diterima di sekolah tari balet opera, baginya hidup di opera adalah suatu kebahagiaan meskipun kadang - kadang sesudah menari kakinya menjadi sakit. Sering kali sesudah latihan balet ia bercerita kegiatan - kegiatannya pada ibunya, contohnya setelah Tuan Barlof memilihnya menjadi peran utama dalam karya barunya, ia langsung bercerita kepada ibunya karna belum ada seorang murid yang mendapat peran utama dalam suatu pertunjukan. Buku ini berisi tentang kehidupan di dalam dunia balet yang dialami oleh Delphine. Novel ini juga memberikan moral dan pembelajaran contohnya, Delphine dan teman sekelasnya sedang berjalan ke atap dan kebetulan sahabatnya terjatuh lalu mengalami patah kaki. Delphine menyalahkan dirinya sendiri, ia benar benar tidak memikirkan dirinya sendiri terlebih dahulu.

                     

 

Julie Alberti, murid terbaik dari tingkatnya ( satu tingkat dengan Delphine ) sengaja memaparkan senyum manis pada Nona Lorenz karena Nona Lorenz adalah ibu pelindungnya dan orang tua Julie kenal baik dengannya. Julie salah satu anak yang mempunyai koneksi yang sangat luas, itulah yang biasa dibicarakan orang tentangnya. Delphine mengakui bahwa Julie adalah seorang penari yang baik, Julie memang anak yang yang mujur tetapi ia tidak begitu disenangi karena ia suka menyombongkan dirinya sendiri. Di dalam opera semua orang dianggap sama. Pada suatu ketika Tuan Barlof beradu mulut dengan Julie dikarenakan Julie menetang pilihan Tuan Barlof dengan embel embel “selera” ia merasa Delphine tidak pantas mendapat peran utama, alhasil Julie menjadi penari cadangan. Delphine melihat Julie yang sedang menahan nangis dan Nona Lorenz berusaha menenangkannya. Delphine menyadari bahwa Tuan Barlof benar - benar menaruh kepercayaan yang besar pada Delphine.

                               

 

Konflik pada novel ini yaitu salah satunya adalah pada saat Delphine dikeluarkan dari opera, karena ia telah menyembunyikan surat seperti seorang pencuri. Dan ia pun tidak mengenal dirinya sendiri lagi karena tindakan tindakannya makin lama ia merasa bertambah buruk ia merasa sengsara. Pada saat pagi harinya ada surat dari Direksi opera yang berisi tentang pengeluaran dirinya dari sekolah tari balet, karena ia sudah membuat kejadian kecelakaan pada saat pertunjukan opera berlangsung. Rasanya ia ingin sekali berteriak dan meminta tolong kepada ibunya pada saat itu, ibunya tidak mengetahui bahwa Delphine telah dikeluarkan dari opera sekolah seni tari balet, karena ia malu sekaligus takut membuat ibunya kecewa kepadanya. Tiba tiba ia ingin bertemu dengan Tuan Barlof walaupun ia sangat takut tetapi ia nekat untuk menyusul ke keberadaan Tuan Barlof di Hotel Scribe.

 

Setelah sampai dihotel ia menyadari ia tidak pantas menemui Tuan Barlof akhirnya ia memutuskan untuk pulang, dan pada besok harinya ia memberanikan diri ke sekolah yang ternyata pada saat itu berita tentang pengeluarannya sedang dipidatokan. Delphine benar - benar merasa sangat malu pada saat itu. Dan temannya Delphine, Vera dan Reinette menangis kecewa kepadanya mereka meyakinkanku bahwa pidato ini telah mebuat mereka menangis. Tetapi Vera juga berusaha meyakinkanku bahwa Tuan Barlof akan membereskan semuanya dan memintaku agar tidak mempersulit keadaan. Untuk memberinya semangat teman - temannya mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah lupa apa yang telah Delphine lakukan kepada mereka ( hal - hal yang baik ) ia adalah semacam “Jeanne d’Arc” merupakan seorang pahlawan nasional.

                            

Pada saat itu juga ia bertemu dengan Tuan Barlof di area opera, Tuan Barlof bertanya kepadanya mengapa ia belum menggunakan kostum latihan untuk hari ini. Lalu ia sangat bingung harus bagaimana menjawabnya akhirnya ia berkata jujur kepada Tuan Barlof bahwa ia sudah melakukan kesalahan besar sehingga itu membuat ia dikeluarkan dari sekolah balet tari opera, pada saat itupun juga Tuan Barlof sangat amat terkejut dengan pernyataan itu ia pun sangat kecewa kepada Delphine karna telah merusak kepercayaannya yang sudah ia berikan kepadanya. Delphine pun berkali kali meminta maaf kepadanya ia tidak tau lagi harus apa, karna Tuan Barlof benar benar kecewa kepadanya dan akhirnya peran utamapun diberikan kepada Julie. Ya, Julie.

 

Malam hari, akhirnya ia berada di kamarnya lebih tepatnya diataas tempat tidurnya, tempat itu adalah tempat ternyamannya tempat persembunyiannya dikala ia sedang sedih / pun senang. Ia berfikir kejadian seperti ini belum pernah terjadi didalam hidupnya dan ia tidak ingin mengulanginya lagi, tapi ya bagaimana sudat telat nasi sudah menjadi bubur. Ia ingin sekali mengembalikan ketentraman dan kedamaian seperti dahulu dan membuat semua orang percaya kepadanya lagi. Ibu khawatir kepada Delphine karna mukanya tampak pucat, ia takut kalau Delphine bekerja terlalu keras dan menggangu kesehatan dirinya sendiri. Dan tiba - tiba Tuan barlof memberikan Delphine kesempatan kedua dengan memilihnya sebagai peran utamanya ia merasa sangat senang dan bangga karna dimaafkan dan diberi kesempatan kedua oleh Tuan Barlof.

 

Pada malam puncaknya di hari dimana Delphine diberi kesempatan kedua oleh Tuan Barlof untuk menjadi peran utama dalam karyanya. Ia sangat gugup terlebih lagi Tuan Barlof dan Nona Lorenz lebih gugup dari pada Delphine. Ia mengingat ia harus melakukan yang terbaik agar tidak mengecewakan orang - orang disekitarnya, ia harus menari sebaik mungkin didepan semua orang terutama Tuan Barlof. Ketika diatas panggung ia merasa menjadi Galatee, dan BOOM ! ajaibnya Tuan Barlof pencipta dari karya ini memimpinku. Aku hanya diam apa yang dia ajarkan kepadaku, kebahagiaan Delphine rasakan di panggung tidak dapat ia lukis dengan kata - kata. Para penonton memberi tepuk tangan yang sangat meriah, Delphine telah membuat sukses besar. Koran-koran telah membicarakannya, dan hal terpentingnya adalah Tuan Barlof telah memaafkanku dan aku telah menari dengan baik di depan Tuan Barlof dan semua orang, Tuan Barlof sendirilah yang membawaku ke tengah tengah banyaknya orang untuk menerima penghormatan dari para penonton.

 

Di kamar pakaian, di dalam kotak Delphine terdapat sebuah buket bunga besar aster dan sebuah amplop besar. Semua teman - temanku mengelilingiku dan memberikan selamat dengan ucapannya masing - masing. Dan pada buket bunga itu terselip kartu nama Tuan Barlof dan di dalam amplop tersebut ada sebuah hadiah yang istimewa, naskah dari Grandeur Nature. Tuan Barlof telah memberikannya kepada Delphine, Delphine pun menyalinnya karena ceritanya indah seperti sebuah lagu / sebuah sajak. Kalau Delphine membacanya ia akan selalu membayangkan lagu tarian balet itu.

              

 

  • Kekurangan novel :

Novel yang berjudul “Le Journal De Delphine” memiliki kekurangan pada ilustrasi gambarnya yang menurut saya kurang diperbanyak, karna baru ada beberapa ilustrasi gambar saja.

 

 

  • Kelebihan novel :

Novel yang berjudul “Le Journal De Delphine” juga memiliki kelebihan pada novel tersebut seperti kata - kata yang menurut kita asing, kita jadi tau apa arti dari kata - kata tersebut.

 

-     Terima Kasih -

( NABILA SALSABILA X-5 )

Perpustakaan Abdoel Moethalib Sangadji
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Perpustakaan SMAN 25 Jakarta adalah salah satu perpustakaan sekolah yang berlokasi di Jakarta Pusat dengan tujuan memberikan layanan informasi yang memuaskan kepada penggunanya dan menunjang pencapaian visi dan misi sekolah.Untuk pencapaian tujuan, perpustakaan sekolah kami menjadikan perpustakaan sebagai salah satu pusat sumber balajar dan bagian intergral dari pendidikan di sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Untuk itu, perpustakaan SMAN 25 Jakarta berusaha memberikan layanan perpustakaan yang optimal dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi penggunanya. 

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?